Minggu, 01 Februari 2009

Bagaimana Membuat Tujuan Pendidikan Islam untuk PAUD (Bagian 1)



Alhamdulillaah washolatu wa salam 'ala rosulillaah, wa ba'du 
Hai apakabar semua? Semoga kita semua dalam keadaan sehat wal 'afiat dan senantiasa menaati Allaah dan Rosul-Nya.
OK, langsung saja posting kali ini judulnya Bagaimana Membuat Tujuan Pendidikan Islam untuk PAUD. 

Pertama, awali dengan merencanakan tujuan pendidikan Islam pada PAUD dengan cara menginventarisir sebanyak mungkin ciri-ciri kepribadian muslim atau karakter muslim yang diridhoi Allaah.
Dalam mendidik anak dengan cara Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islami, maka perlu kita kenali ciri-ciri anak-didik yang pada akhirnya harus segera merasakan tujuan pendidikan masa kini dan harus bisa diproyeksikan kecenderungannya untuk merasakan tujuan pendidikan masa datang. Ada tujuan pendidikan yang tercepat untuk dicapai dan ada pula tujuan pendidikan yang sifatnya cukup diarahkan karena waktunya masih panjang ke masa depan anak didik, baik di kehidupan dunia dan akhiratnya.
Misalnya dalam forum curah pendapat yang formal dikumpulkan sifat-sifat mulia para nabi dan rasul, termasuk kepribadian Rasulullaah Saw yang menjadi tauladan terbaik, sebagaimana Allaah telah menyatakan dalam surah Al-Qolam ayat 4: “Artinya: Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” dan surah At-Taubah ayat 128: “Artinya : Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.”
Kemudian kumpulkan sifat-sifat baik dari para sahabat Rasulullaah Saw, baik dari kalangan laki-laki (shahabat) dan perempuan (shahabiat), serta semua orang yang mengikuti pola sifat kebaikan mereka. Hal ini sangat sudah dijelaskan oleh Allaah dalam surah At-Taubah ayat 100: “Artinya: Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allaah rihda kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allaah. Allaah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung”. Dan pada surah Fushilat ayat 30:  ” Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata,”Tuhan kami adalah Allaah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata),”Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu”.
Ada banyak ayat-ayat Al-Quran yang menggambarkan siapa nabi dan rasul, siapa sahabat dan pengikut mereka yang semuanya sama; beramal baik karena Allaah.
Contohnya kita hendak mengambil sifat-sifat nabi yang diungkapkan dalam Al-Quran, misalnya pada surah Al-Ahzab ayat 21 berikut.

  لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullaah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allaah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allaah.

Coba diambil sifat yang dapat ditumbuhkan pada diri anak usia 4-5 tahun misalnya “meneladani sifat Rasulullaah Saw”, “mengharap rahmat Allaah” (berdo’a), dan “banyak menyebut Allaah” (berdzikir).
Berikutnya kita ambil analisis pada surah Al-Hijr ayat 89 berikut.

وَقُلْ إِنِّي أَنَا النَّذِيرُ الْمُبِينُ
 
“Dan katakanlah, ‘sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dengan bukti-bukti yang nyata.”

Sifat seorang yang mampu “menjelaskan peringatan dengan bukti nyata” ini tanda cerdas (fathonah) pada Rasulullaah Saw yang di-tarbiyyah atau dididik oleh Allaah Subhaanahu wa ta’aala. Sehingga pelajaran baik (hikmah) yang bisa kita ambil dari ayat ini untuk perumusan tujuan pendidikan Islam pada anak usia 4-5 tahun adalah sifat umum, “cerdas” atau fathonah dimana suatu saat ketika anak sudah dididik di PAUD Islam dapat menjelaskan karya yang ia buat berupa gambar, masakan, hasil tanam, sampai mampu menjelaskan apa manfaat berbuat baik kepada orangtua, guru dan teman, misalnya. Insya Allaah, semoga Allaah memberi kepahaman kepada kita semua untuk melaksanakan pekerjaan mulia ini.

Selanjutnya, sebaik-baik keterangan dari Al-Quran adalah hadis Rasulullaah Saw, misalnya kita coba analisis kisah dalam hadis berikut. 

Rasulullaah Saw berkata kepada Asyajj 'Abdul Qais:
إن فيك لخلقين يحبهما الله : الحلم والأناة
"Sesungguhnya dalam dirimu ada dua sifat yang Allaah sukai; sifat santun dan tidak tergesa-gesa"

Lalu Asyajj “Abdul Qais berkata:
يا رسول الله , أهما خلقان تخلقت  ما , أم جبلني الله عليهما
"Wahai Rasulullah, Apakah kedua akhlaq tersebut merupakan hasil usahaku, atau Allaah-kah yang telah menetapkan keduanya padaku?"
Beliau menjawab:
بل جبلك الله عليهما
"Allaahlah yang telah mengaruniakan keduanya padamu".
Kemudian ia berkata:
الحمد لله الذي جبلني على خلقين يحبهما ورسوله

"Segala puji bagi Allah yang telah memberiku dua akhlaq yang dicintai oleh-Nya dan oleh Rasul-Nya". (HR. Muslim:17 dan 18, Abu Dawud:5225 dan Ahmad Jilid 4:206).

Alhamdulillaah, coba disoroti sifat “santun” dan “tidak tergesa-gesa” sahabat Asyajj ‘Abdul Qais yang dapat dijadikan sebuah tanda akhlak mulia pada anak usia 4-5 tahun.
 
-----

Terima Kasih, Selamat Mendidik Generasi
Ridza Gandara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar